CLOCK


Mutiara Harian

Monday, September 13, 2010

Tentang Waktu (4)

 URGENSI WAKTU DALAM KEHIDUPAN MUSLIM
 
Para salafus sholih berusaha mempergunakan waktunya semaksimal mungkin dan
berusaha untuk meningkat dari satu situasi ke siatuasi yang lebih baik.

URGENSI WAKTU
DALAM KEHIDUPAN MUSLIM
(SETETES DARI TAFSIR SURAT AL ASR)


بسم الله الرحمن الرحيم

وَالْعَصْرِ(1)إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ(2)إِلَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ(3)

“Demi masa, Sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi. kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”

Surat ini menetapkan beberapa hal:
1. Pentingnya waktu bagi manusia
2. Manhaj yang lengkap bagi kehidupan manusia sebagaimana yang kehendaki
Islam.
3. Semua manusia akan merugi kecuali orang-orang yang berpegang teguh pada
manhaj Islami.
4. Ciri-ciri utama orang yang tidak merugi:
a. Beriman kepada Allah, Malaikat-malaikatNya, Kitab-kitabNya,
Rasul-rasulNya, Hari akhir dan qodlo serta qodarNya.
b. Beramal sholeh.
c. Saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan
d. Saling menasehati supaya menetapi kesabaran


Waktu Dalam Pandangan Ulama Salaf.

Makalah ini mencoba untuk melihat satu sisi penting dari surat ini yaitu
masalah waktu.
Allah SWT telah bersumpah dengan berbagai macam waktu seperti :

والصبح , و الضحى , والنهار , و العصر , والليل

Pengulangan sumpah ini menunjukkan pentingnya waktu bagi umat manusia.
Karena banyak manusia yang tertipu dengan nikmat waktu ini. Rasulullah
pernah menyatakan dalam sebuah hadits yang artinya: Dua kenikmatan di mana
kebanyakan manusia tertipu dalamnya yaitu kesehatan dan waktu luang.
Di sinilah rahasianya mengapa para sahabat dan ulama terdahulu senantiasa
mempergunakan waktu mereka seefektif dan seefisen mungkin. Mereka paling
tahu tentang nilai waktu sehingga sebagian mereka mengatakan:
“Di antara cirri bahwa kita dibenci Allah adalah kita menyia-nyiakan waktu”
Sebagian mereka ada yang mengatakan; “Waktu adalah bagaikan pedang bila
tidak kau pergunakan maka akan memenggalmu”
Para salafus sholih berusaha mempergunakan waktunya semaksimal mungkin dan
berusaha untuk meningkat dari satu situasi ke siatuasi yang lebih baik.
Hari
ni harus lebih baik dari kemarin. Dalam hal ini ada sebagian mereka yang
mengatakan: “Barangsiapa yang hari ini seperti (sama) kemarin maka ia
benar-benar tertipu, Barangsiapa yang hari ini lebih jelek dari kemarirn
berarti ia terlaknat.”
Hasan Al`Bisri pernah berkata: Wahai anak cucu adam, Anda hanyalah himpunan
hari-hari yang terbatas. Bila satu hari lewat berarti hilanglah sebagianmu
dan bila sebagian hari telah pergi maka tidak lama semuanya akan pergi
(mati).anda tahu hal ini maka beramallah.
Mereka berusaha mempergunakan waktu seoptimal mungkin, tidak ada suatu
waktu
walaupun sebentar, kecuali untuk membakali diri dengan ilmu beermanfaat,
amal sholeh, atau menolong orang lain sehingga tidak ada waktu yang berlalu
sia-sia.
Ibnu Mas’ud r.a pernah berkata: “Tidaklah pernah aku menyesal seperti
penyesalanku terhadap hari saat terbenam matahari , di mana umurkau
berkurang sedangkan aku tidak menambah amalku.”

Ciri-ciri Waktu

1. Cepat berlalu.

Waktu itu berlalu laksana awan, ia berlari bagaikan angin baik di kala kita
senang ataupun sedih. Meskipun seorang dalam hidup ini berumur panjang ,
sebenarnya pendek belaka selama mati merupakan akhir dari kehidupan. Ketika
Nabi Nuh a.s ditanya malaikat: “Wahai Nabi yag mempunyai umur terpanjang !
bagaimana kamu dapati dunia ini?” Nabi Nuh a.s menjawab, “Dunia ini laksana
rumah yang mempunyau dua pintu saya masuk dari pintu yang satu dan keluar
dari pintu yang lain.”
Allah menyatakan dalam surat An Nazi’at ayat 46 yang artinya : “Pada hari
mereka melihat hari berbangkit itu , mereka merasa seakan-akan tidak
tinggal
di dunia melainkan sebentar saja di waktu sore atau pagi hari.”

2. Waktu yang Telah beralalu Tidak kembali dan tidak bisa diganti

Setiap jam atau setiap kesempatan yang lewat tidak mungkin akan kembali dan
tidak akan dapat digantikan. Hal ini identik dengan ucapan Hasan Al Basri
sebagai berikut.: “Tidaklah fajar hari ini terbit , kecuali ia akan
memanggil , “Hai anak adam , aku adalah ciptaan yang baru dan aku akan
menjadi saksi atau pekerjaanmu, maka mintalah bekal kepadaku, karena aku
tidak akan kembali lagi hingga hari kiamat apabila aku telah berlalu.”

3. Waktu adalah yang termahal yang dimiliki manusia

Dikarenakan waktu itu berlalu dengan cepat dan tidak akan kembali maka ia
adalah harta milik manusia yang paling mahal. Waktu merupakan saat dan
kesempatan untuk bekerja dan merupakan modal utama bagi manusia. Waktu
bukanlah semahal emsa semata atau sebagai uang seperti yang dikatakan orang
Barat, namun ia lebih mahal dari pada emas, intan ataupun berlian. Waktu
adalah kehidupan. Menyaia-nyiakan waktu sama dengan membunuh diri secara
perlahan. Bukankah kita ini terdiri dari himpunan waktu saja, bila habi
kita
akan mati?


Kewajiban Muslim Terhadap Waktu

1. Menjaga Manfaat Waktu

Kewajiban utama tiap muslim adalah menjaga waktunya agar bisa dimanfaatkan
untuk kepentingan dunia dan akhiratnya. Hasan al Basri pernah mengatakan:
“aku pernah bertemu dengankaum yang perhatiannya terhadap waktu lebih besar
dari pada perhatiannya terhadap harta bendanya.”
Sebagian ulama mengatakan: “Waktu adalah bagikan pedang bila kamu tidk
menggunakannya dengan baik maka ia akan memenggalmu.”

2. Tidak Menyia-nyiakan Waktu

Para ulama Salaf sangat besar perhatiannya terhadap waktu , karena mereka
faham bahwa umur yang kita nikmati dari Alla, akan dimintai
pertanggungjawabannya kelak di hari kiamat. Setiap detik dan jam yang kita
lewati akan ditanyakan untuk apa dihabiskan. Menyia-nyiakan waktu sama seja
dengan menyia-nyiakan diri sendiri.

3. Mengisi kekosongan

Rasulullah SAW bersabda: “Pergunakanlah lima perkara sebelum datangnya lima
perkara…, waktu luangmu sebelum datang kesibukanmu.
Waktu yang kosong tidak akan berlalu begitu saja, sudah berangtentu akana
terisi oleh kebaikan atau keburukan . Barangsiapa yang jiwanya tidak
disibukkan dengan kebaikan dan kebenaran ia akan terisi dengan keburukan
dan
kebatilan. Para ulama salaf sangat membenci orang yang menganggur atau
tidak
bekerja untuk kehidupannya atau memperjuangkan agamanya.

4. Berlomba-lomba dalam kebaikan

Setiap mukmin mengtahui nilai waktu maka aia akan senantiasa menggunakan
waaktunya untuk beramal sholeh, bahkan ia selalu berlomba dalam kebaikan.
Allah memerintahkan kita dengan firmanNya , yang artinya:
“Berlomba-lombalah
kamu kepada ampunan Rabbmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi.”
(
Al Hadid 133)

5. Belajar dari Perjalanan Hari-hari lalu

Setiap muslim selalu megambil pelajaran dari semua kejadian termasuk
perjalanan waktu yang lampau. Dalam perjalanan waktu itu, anak kecil
menjadi
pemuda, orang yang muda menjadi tua, yang hidup menjadi mati dsb Allah
berfirman dalam QS Ali Imron 190 yang artinya: “Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang aerakal”

6. Mengatur Waktu

Seorang muslim harus mengatur waktu secara baik dimulai dengan menyusun
skala prioritas pekerjaan: Yang wajib, yang sunnah dan yang mubah . Yang
terpenting harus didahulukan dari yang penting dst. Rasulullah SAW perenah
meriwayatkan teks dari Shuhuf Nabi Ibrohim yang artinya: “Orang yang
aberakal dan dapat mengendalikannya seharusnyalah memiliki empat waktu:
Pertama, waktu untuk bermunajat kepada Rabbnya. Kedua, waktu untuk
mengintrospeksi didi. Ketiga, waktu untuk memikirkan ciptaan Allah.
Keempat,
waktu untuk memenuhi kebutuhan jasmani dari minum dan makan.” (H. r. Ibnu
Hibban)
Di dalam membagi waktu kerja sebaiknya harus ada waktu yang terluang
meskipun sedikit untuk sekedar beristirihat melepaskan lelah supaya tidak
tertimpa kejenuhan atau kebosanan. Ali bin Ani Tholib r.a pernah berkata:
“Berilah hatimu waktu sekedar untuk beristirahat karena hati itu kalau
dipaksa menjadi buta.”

7. Bagi Tiap Waktu Ada Aktifitasnya Sendiri.

Seorang yang aberiman harus mengerti bahwa waktu itu menuntut akatifitas
hati, lisan dan perbuatan untuk kepentingan jiwa dan raganya. Abu Bakar
dalam wasiatnya kepada Umarr mengatakan: “ Ketahuilah! Bagi Allah , ada
amalan untuk siang hari yang tidak ditermia di malam hari dan ada amalan
untuk malam haria yang tidak diterima bila dilakukan siang hari.”
Kita tahu bahwa setiap sholat punya waktu tersendiri, puasa ada waktunya,
zakat ada waktunya dan haji ada waktunya.

8. Memilih Waktu-waktu Yang Istimewa.

Seorang muslim harus selalu berlomba-lomba dalam kebaikan dan mencari
saat-saat yang diistimewakan Allah dan jelas kelebihannya dari waktu
lainnya. Rasulullah pernah bersabda: “Sesungguhnya pada waktumu ada
pemberian-pemberian dari Rabbmu , maka berusahalan untuk mendapatkannya.”
Keistimewaan-keistimewaan ini datangnya dari Allah semata karena Dia dengan
rahmatNya menentukan siapa yang dikehendaki dan apa yang dikehendaki.
Contoh
waktu-waktu istimewa:

- tengah malam untuk tahajjud
- waktu menjelang sahur untuk beristighfar
- Bulan romadlon
- Sepulu hari terakhir dari bulan Romadlon
- Malam lailatul qodar dst.


Dr. Achmad Satori
Sumber : http://www.mail-archive.com/media-dakwah@yahoogroups.com/msg10202.html

No comments:

Post a Comment