Bismillahirahmanirrahim
Sesungguhnya Allah telah memberikan nikmat begitu banyak kepada hamba-Nya yang tidak mungkin bisa dihitung, dan tidak akan sanggup manusia menghitung atau mengetahuinya secara terperinci karena begitu banyaknya,
Allah SWT. Berfirman:
وَءَاتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللهِ لا تُحْصُوهَا إِنَََََّ الإنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّار
Artinya:
Dan Dia (Allah) telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya, sungguh manusia itu sangat zhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (Ibrahim :34)
Nikmat Allah yang paling mendasar, paling besar dan lebih berharga dari apapun, yang mana manusia tidak bisa lepas darinya yaitu nikmat waktu. Dikatakan dalam sebuah Syair Arab الوَقْتُ أَثْمَنُ مِنَ الذَّهَبِ (waktu itu lebih berharga daripada emas), karena waktu adalah kehidupan dan tempat berlabuhnya manusia. Disebutkan dalam Al Qur’an yang menerangkan keagungan nikmat ini, bahkan lebih dikhususkan lagi daripada yang lainnya. Banyak ayat yang menyebutkan keutamaan waktu, kedudukannya yang tinggi dan pengaruhnya yang sangat besar, bahkan Allah bersumpah didalam Al Qur’an dengan waktu (masa). Diantaranya :
وَالْعَصْرِ (1) إِنََّ الإنْسَانَ لََفِي خُسْرٍ(2) إِلَّاالذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَا صَوْابِالْحَقِّ وَتَوَا صَوْابِالصَّبْرِ
ibnu Abbas berkata bahwa pengertian dari والعصر adalah waktu. Imam Taqiyyuddin Al Razi didalam tafsirnya menyebutkan bahwa Allah SWT bersumpah dengan waktu, yang mana didalamnya terdapat banyak keajaiban, karena dengan waktu dapat menyebabkan manusia bahagia atau sengsara, sehat atau sakit, kaya atau miskin.
Banyak juga hadits – hadits yang menyebutkan keutamaan waktu, diantaranya diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA. beliau berkata:”Rasulullah Bersabda:”dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh sebagian besar manusia yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu luang”. (HR. Bukhari dan Ibnu Majah)
Dalam hadits ini jelas bahwa sesungguhnya sebagian besar manusia tidak memanfaatkan nikmat sehat dan waktu luang, bahkan sebagian mereka menggunakannya yang tidak semestinya, alangkah baiknya jika keduanya digunakan dengan sebaik – baiknya sehingga dapat membawa kepada kemuliaan dan kebahagiaan.
Melalaikan waktu adalah suatu kebinasaan. Bisa jadi tanpa kita sadari waktu akan membunuh kita, jikalau kita lalai dengan waktu, karena waktu begitu cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali, terus berlari tanpa henti, terus berputar tanpa kenal lelah dan tidak menghiraukan apa yang ditinggalkannya.
Ada syair Arab yang mengatakan : لَنْ تَرْجِعَ الأَيَّامُ الَّتِي مَضَتْ (tidak akan pernah kembali hari - hari yang telah berlalu), dari Syair ini dapat kita ambil pengertian bahwa hari – hari yang sudah kita lalui tidak akan pernah kembali lagi walaupun satu detik saja. Kita ambil contoh hari ini Ahad 10 Mei 2009, pukul 06.00, 30 detik. Hari ini tidak akan pernah terulang lagi selamanya, walaupun besok pagi pukul 06.00, 30 detik juga, pasti harinya tidak sama lagi, kalaupun harinya sama tahunnya yang berbeda, dan seterusnya.
Waktu akan membunuh orang yang melalaikanya, maksudnya adalah bahwa pengaruhnya seakan akan membunuhnya, karena dengan melalaikan waktu maka kerugian, penyesalan, kesakitan akan selalu menunggunya. ada yang mengatakan الوَقْتُ كَالسَّيْفِ إِذَا لَـمْ تَقْطَعْهُ قَطَعَكَ (waktu bagaikan pedang jika kamu tidak memotongnya maka dia akan memotongmu), Ibnu Abi Jamrah berkata dalam kitabnya “Bahjatu An Nufus” “potonglah waktu dengan perbuatanmu agar dia (waktu) tidak memotongmu”. Jadi jika kita tidak memanfaatkan waktu dengan sebaik baiknya, maka kita akan binasa sebagaimana binasanya seseorang yang terkena sabetan pedang jika dia tidak segera menghindar dan melawannya maka dia (pedang) akan memotong dan menghancurkannya, karena waktu bagaikan pedang yang membunuh.
Wallahu A'llam Bishowab
Salam,
Nurina Utami
Sesungguhnya Allah telah memberikan nikmat begitu banyak kepada hamba-Nya yang tidak mungkin bisa dihitung, dan tidak akan sanggup manusia menghitung atau mengetahuinya secara terperinci karena begitu banyaknya,
Allah SWT. Berfirman:
وَءَاتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللهِ لا تُحْصُوهَا إِنَََََّ الإنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّار
Artinya:
Dan Dia (Allah) telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya, sungguh manusia itu sangat zhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (Ibrahim :34)
Nikmat Allah yang paling mendasar, paling besar dan lebih berharga dari apapun, yang mana manusia tidak bisa lepas darinya yaitu nikmat waktu. Dikatakan dalam sebuah Syair Arab الوَقْتُ أَثْمَنُ مِنَ الذَّهَبِ (waktu itu lebih berharga daripada emas), karena waktu adalah kehidupan dan tempat berlabuhnya manusia. Disebutkan dalam Al Qur’an yang menerangkan keagungan nikmat ini, bahkan lebih dikhususkan lagi daripada yang lainnya. Banyak ayat yang menyebutkan keutamaan waktu, kedudukannya yang tinggi dan pengaruhnya yang sangat besar, bahkan Allah bersumpah didalam Al Qur’an dengan waktu (masa). Diantaranya :
وَالْعَصْرِ (1) إِنََّ الإنْسَانَ لََفِي خُسْرٍ(2) إِلَّاالذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَا صَوْابِالْحَقِّ وَتَوَا صَوْابِالصَّبْرِ
ibnu Abbas berkata bahwa pengertian dari والعصر adalah waktu. Imam Taqiyyuddin Al Razi didalam tafsirnya menyebutkan bahwa Allah SWT bersumpah dengan waktu, yang mana didalamnya terdapat banyak keajaiban, karena dengan waktu dapat menyebabkan manusia bahagia atau sengsara, sehat atau sakit, kaya atau miskin.
Banyak juga hadits – hadits yang menyebutkan keutamaan waktu, diantaranya diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA. beliau berkata:”Rasulullah Bersabda:”dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh sebagian besar manusia yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu luang”. (HR. Bukhari dan Ibnu Majah)
Dalam hadits ini jelas bahwa sesungguhnya sebagian besar manusia tidak memanfaatkan nikmat sehat dan waktu luang, bahkan sebagian mereka menggunakannya yang tidak semestinya, alangkah baiknya jika keduanya digunakan dengan sebaik – baiknya sehingga dapat membawa kepada kemuliaan dan kebahagiaan.
Melalaikan waktu adalah suatu kebinasaan. Bisa jadi tanpa kita sadari waktu akan membunuh kita, jikalau kita lalai dengan waktu, karena waktu begitu cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali, terus berlari tanpa henti, terus berputar tanpa kenal lelah dan tidak menghiraukan apa yang ditinggalkannya.
Ada syair Arab yang mengatakan : لَنْ تَرْجِعَ الأَيَّامُ الَّتِي مَضَتْ (tidak akan pernah kembali hari - hari yang telah berlalu), dari Syair ini dapat kita ambil pengertian bahwa hari – hari yang sudah kita lalui tidak akan pernah kembali lagi walaupun satu detik saja. Kita ambil contoh hari ini Ahad 10 Mei 2009, pukul 06.00, 30 detik. Hari ini tidak akan pernah terulang lagi selamanya, walaupun besok pagi pukul 06.00, 30 detik juga, pasti harinya tidak sama lagi, kalaupun harinya sama tahunnya yang berbeda, dan seterusnya.
Waktu akan membunuh orang yang melalaikanya, maksudnya adalah bahwa pengaruhnya seakan akan membunuhnya, karena dengan melalaikan waktu maka kerugian, penyesalan, kesakitan akan selalu menunggunya. ada yang mengatakan الوَقْتُ كَالسَّيْفِ إِذَا لَـمْ تَقْطَعْهُ قَطَعَكَ (waktu bagaikan pedang jika kamu tidak memotongnya maka dia akan memotongmu), Ibnu Abi Jamrah berkata dalam kitabnya “Bahjatu An Nufus” “potonglah waktu dengan perbuatanmu agar dia (waktu) tidak memotongmu”. Jadi jika kita tidak memanfaatkan waktu dengan sebaik baiknya, maka kita akan binasa sebagaimana binasanya seseorang yang terkena sabetan pedang jika dia tidak segera menghindar dan melawannya maka dia (pedang) akan memotong dan menghancurkannya, karena waktu bagaikan pedang yang membunuh.
Wallahu A'llam Bishowab
Salam,
Nurina Utami
No comments:
Post a Comment