CLOCK


Mutiara Harian

Sunday, September 12, 2010

Shrek Forever After

Category: Movies
Genre: Kids & Family

Produser :
Gina Shay, Teresa Cheng, Andrew Adamson, Aron Warner
Produksi :
Dreamworks Animation
Durasi :
90 Menit
Pemain :
Mike Myers
Eddie Murphy
Cameron Diaz
Antonio Banderas
Walt Dohrn
Julie Andrews
Justin Timberlake
Sutradara :
Mike Mitchell
Penulis :
Josh Klausner
Darren Lemke
Ryan Harris
Mike Myers sebagai Shrek
Eddie Murphy sebagai Donkey
Cameron Diaz sebagai Princess Fiona
Antonio Banderas sebagai Puss in Boots
Julie Andrews sebagai Queen
Jon Hamm sebagai Brogan
John Cleese sebagai King Harold
Craig Robinson sebagai Cookie
Walt Dohrn sebagai Rumpelstiltskin / Priest / Krekraw Ogre


Setelah semua petualangannya, Shrek (Mike Myers) telah menjadi raksasa berkeluarga. Ingin kembali menjadi raksasa yang ditakuti penduduk desa, Shrek menyetujui menandatangani sebuah kontrak dengan Rumpelstiltskin (Walt Dohrn). Rumpelstiltskin juga berjanji Shrek tidak mengingat satu pun petualangan barunya tersebut. Namun, setelah penandatanganan kontrak, Shrek baru tersadar bahwa ia telah dijebak

Shrek menemukan keadaan sebaliknya di Far Far Away, dimana Rumpelstiltskin adalah raja, Shrek adalah raksasa buronan, Donkey (Eddie Murphy) tidak mengenali Shrek, , Gingy (Conrad Vernon) si petarung kue jahe, Puss in Boots (Antonio Banderas) dengan tubuh penuh lemak dan malas – serta Fiona (Cameron Diaz) adalah juga buronan raksasa pemimpin sekumpulan raksasa lainnya yang tidak mengenali Shrek

Namun jika Shrek dapat mewujudkan “Ciuman Kisah Sejati” kepada Fiona sebelum matahari terbit, kontrak tersebut batal dan semua akan kembali seperti semula. Apakah Shrek berhasil menyelamatkan hari tersbeut sebelum ia kehilangan semuanya?
Seperti yang ada pada sekuel terakhir film Shrek yang bertajuk “Shrek Forever After”. Dari judul mungkin sepintas sudah terbayang dari judul yang mengingatkan kita pada setiap ending dari buku dongeng. “Happily Ever After” atau Bahagia Selama-lamanya. Diceritakan pada awal film ini bagaimana kehidupan Shrek (Mike Myers) dan Fionna ( Cammeron Diaz ) yang bahagia setelah memiliki 3 orang anak yang lucu-lucu, tidak ada lagi ancaman musuh atau yang mengintai kebahagiaan Shrek dan Fionna.

Bisa dibilang, kehidupan mereka wajar dan normal. Namun selayaknya manusia, Orge seperti Shrek juga mungkin tidak pernah puas dengan keadaan. Padahal sebagai seorang raksasa yang tinggal di rawa, Shrek telah memiliki semuanya yang membuat hidupnya sempurna.

Namun keseharian Shrek digambarkan dalam film ini menjadi sangat monoton. Ini digambarkan pada kejadian sehari-hari Shrek yang buat berulang-ulang. Shrek tampil sangat jinak saat harus membersihkan kamar mandi dan membantu Fionna merawat anak-anak. Padahal, tadinya dikenal sebagai Orge yang ditakuti semua orang. Namun, sekarang ia merasa dirinya tak ubah sebagai badut yang baik hati.

Puncak kekesalan Shrek terjadi saat ia harus menghadiri pesta ulang tahun anaknya. Ada suatu kejadian yang membuatnya merasa menjadi bahan lelucon oleh semua orang. Kesal akan keadaan ini, Shrek yang sempat beradu mulut dengan Fionna pun memutuskan untuk pergi. Ia pun tak sengaja bertemu dengan penyihir licik bertubuh mungil Rumpelstilskin. Kehadiran Rumplestiltskin (Walt Dohrm) memang agak aneh, entah mengapa tokok antagonis biasanya digambarkan dengan sosok yang garang dan kuar. Tapi disini kecil, mungil dan bahkan terkadang bertingkah aneh.

Singkat kata Shrek bercerita tentang problematika post power syndrome nya pada si penyihir. Dan si Rumpelstiltskin menawarkan padanya secarik kertas perkamen, berupa surat perjanjian dimana Shrek nantinya akan bisa mendapatkan masa kejayaannya kembali selama sehari penuh. Semua sesuai dengan rencana. Shrek menikmati saat-saat ia menjahili penduduk.

Namun belakangan Shrek baru menyadari, bahwa sebenarnya perjanjian tersebut tidak seperti yang ia inginkan. Dan dari sini Shrek baru sadar bahwa ia hanya ditipu oleh Rumpelstiltskin. Kekacauan terjadi dalam hidup Shrek, karena ia berada di hari dimana ia sebenarnya belum di lahirkan, belum bertemu dengan Fionna. Dan satu-satunya yang bisa mematahkan kutukan tersebut adalah ciuman cinta sejati, jika tidak Shrek akan menghilang.

Begitulah kira-kira perjalanan Shrek untuk akhirnya cerita di klimaks-kan pada bagaimana Shrek bisa mendapatkan ciuman cinta sejati dari Fionna yang disini keadaannya sama sekali tidak mengenal Shrek. Tapi dari cerita disini kelucuan demi kelucuan baru mulai terjadi pada film yang masih disutradarai oleh sutradara film sebelumnya Mike Mitchell.

Beberapa contoh adegan dan dialog komedi yang lucu saat Shrek bertemu dengan Donkey (Edy Murphy) yang bekerja pada penyihir. Percayalah, Edy Murphy masih bisa dipercaya soal membanyol seperti ini.Dan tidak ada yang bisa menahan tawa saat Puss in Boots (Antonio Banderas) yang pada ketiga film sebelumnya sangat kesatria sekali, tapi disini berubah jadi kucing gemuk yang manja.

Tentu saja animasi Dreamworks masih sedikit kepayahan bila dibanding Pixar. Apalagi untuk bersaing di kancah animasi 3 dimensi (3D). Dan agak sedikit disayangkan karena Shrek sepertinya dari dulu masih mengandalkan bintang-bintang besar untuk menjadi daya tarik utama. Tapi sayangnya cerita Shrek Forever After adalah buruk bila dijadikan untuk ceria akhir dari romansa dongeng dua raksasa ini.

Mengapa harus berpetualang jauh-jauh jikalau akhirnya harus mendapatkan ciuman sejati dari Fionna yang pasti penonton bisa tebak apakah Shrek mampu mendapatkannya atau tidak. Lalu untuk ukuran seuah film sekuel terakhir harusnya ada sesuatu yang bisa membuat kita teringat terus akan film tersebut dan film sebelumnya. Memang dalam film ini, beberapa flashback yang dilakukan memang sangat bagus. Kita tak dipaksa mengingat-ingat bagaimana Donkey dan istrinya si Naga itu bertemu tapi mereka membuat parodi agar kita teringat. Itu memang sangat bagus. Tapi yang disayangkan mengapa klimaks cerita hanya sampai disitu. Seolah-olah Shrek Forever After malah seperti reunian iseng-iseng Shrek dan kawan-kawan. Sepertinya dua film pertama masih lebih bagus daripada yang terakhir ini.

Tapi secara keseluruhan Shrek masih menghibur dan menyenangkan untuk di tonton. Dari awal kemunculan film Shrek pertama, mereka memang patut diacungi jempol untuk membuat kisah cinta dongeng yang berbeda. Mengapa berbeda? Ya karena bila kita lihat di dongeng biasa, cinta hanyalah milik mereka yang memiliki keindahan si Pangeran Tampan atau Putri Cantik. Tapi disini, dua pasang Ogre berbadan hijaupun bisa memiliki kisah cinta yang belum tentu pangeran dan putri cantik memilikinya.


Pendapat Saya :
Tertarik nonton film ini karena film seri sherk sebelumnya lucu. Selainn itu karena bisa jadi ini seri terakhir dari film sherk, jadi ga mau ketinggalan. Filmnya sangat sebentar, tidak seperti film bioskop biasanya 2 jam, ini hanya 1,5 jam. Walaupun efek sihirnya sedikit, tapi itu membuat film ini terlihat lucu. Soundnya bagus, ada musik yang aku suka, tapi lupa siapa dan apa judul lagunya.

No comments:

Post a Comment