Sumber :https://www.facebook.com/notes/tisa-khairunnisa/nasehat-imam-abu-hanifah-berikhtiarlah-sedapat-mungkin-dengan-pertolongan-allah/10150331475473778
Suatu hari ketika Imam Abu Hanifah sedang berjalan-jalan melalui sebuah rumah yang jendelanya masih terbuka, terdengar oleh beliau suara orang yang mengeluh dan menangis tersedu-sedu. Orang itu mengeluh, "Aduhai, alngkah malangnya nasibku ini, tiada seorang pun lebih malang dari nasibku yang celaka ini. Sejak tadi pagi belum datang setetes air atau sesuap nasi ke perutku sehingga badanku menjadi lemah lunglai. Oh adakah orang yang mau memberi walaupun setetes air."
Mendengar keluhan itu, Abu Hanifah merasa kasihan sehingga beliau melemparkan bungkusan yang berisi uang kepada orang yang menangis itu. Abu Hanifah lalu meneruskan perjalanannya. Orang ini terkejut ketika mendapati sebuah bungkusan yang tidak diketahui darimana datangnya, lantas segera dibukanya. Ternyata bungkusan itu berisi uang dan selembar kertas yang bertulis. "Hai manusia, sungguh tidak wajar kamu mengeluh dengan nasibmu seperti itu, kamu tidak perlu mengeluh dengan nasibmu. Ingatlah pada kemurahan Allah dan jangan berhenti memohon kepadaNya dengan bersungguh-sungguh. Jangan suka berputus asa, hai kawan, tetapi berusahalah terus."
Pada keesokan harinya, Imam Abu Hanifah melewati lagi rumah itu dan suara keluhan itu terdengar lagi, "Ya Allah Tuhan Yang Maha Belas Kasihan dan Pemurah, sudilah kiranya memberikan bungkusan lain seperti kemarin, sekedar untuk menyenangkan hidupku yang melarat ini. Sungguh jika tidak diberi, akan lebih sengsaralah hidupku."
Mendengar keluhan itu lagi maka Abu Hanifah pun lalu melemparkan lagi bungkusan berisi uang dan selembar kertas dari luar jendela, lalu beliau meneruskan perjalanannya. Orang itu senang mendapat bungkusan lagi. Dengan cepat dibukanya. Seperti kemarin, dibacanya tulisan yang ada didalam kertas itu, "Hai kawan, bukan begitu cara berikhtiar. Perbuatan demikian 'malas' namanya. Putus asa kepada kebenaran dan kekuasaan Allah. Sungguh Allah tidak senang melihat orang pemalas dan putus asa, enggan bekerja untuk keselamatan dirinya. Jangan.......jangan berbuat demikian. Hendaklah engkau senang bekerja dan berusaha karena kesenangan itu tidak mungkin datang sendiri tanpa dicari dan diusahakan. Orang hidup tidak bisa duduk diam tetapi harus bekerja dan berusaha. Allah tidak akan mengabulkan permohonan orang yang malas bekerja dan berusaha. Allah tidak akan mengabulkan doa orang yang berputus asa. Sebab itu, carilah pekerjaan yang halal untuk kesenangan dirimu. Berikhtiarlah sedapat mungkin dengan pertolongan Allah. Insya Allah kamu akan mendapat rezeki, selama kamu tidak berputus asa. Nah...carilah segera pekerjaan, saya berdoa semoga engkau sukses."
Setelah selesai membaca surat itu, dia termenung, insaf dan sadar akan kemalasannya. Selama ini dia tidak mau berusaha. Pada keesokan harinya, dia pun keluar dari rumahnya untuk mencari rezeki. Sejak hari itu, sikapnya pun berubah mengikuti peraturan-peraturan hidup dan tidak lagi melupakan nasihat dari Abu Hanifah itu
No comments:
Post a Comment