Category: | Movies | ||||
Genre: | Science Fiction & Fantasy |
Directed by Christopher Nolan
Produced by Christopher Nolan
Emma Thomas
Written by Christopher Nolan
Starring
Leonardo DiCaprio
Ken Watanabe
Joseph Gordon-Levitt
Marion Cotillard
Ellen Page
Tom Hardy
Cillian Murphy
Dileep Rao
Tom Berenger
Michael Caine
Music by Hans Zimmer
Cinematography Wally Pfister
Editing by Lee Smith
Studio Legendary Pictures
Syncopy Films
Distributed by Warner Bros. Pictures
Dominic "Dom" Cobb sebagai pemeran utama yang diperankan oleh Leonardo DiCaprio. Di awal film terdampar di sebuah pantai dan melihat dua anak kecil (laki dan perempuan) bermain di atas pasir, lalu ia dibawa kedalam ruangan oleh penjaga bersenjata oleh anak buah Saito diperankan oleh Ken Watanabe. Sesaat kemudian ia sudah ditembaki dan kembali dalam keadaan basah. Ternyata kejadian itu hanyalah mimpi buruk Cobb. Yang aneh, mimpi itu ternyata diatur oleh si pemilik mimpi.
Dom Cobb (Leonardo DiCaprio) sudah jauh berlari dari rumahnya di Texas dan bergentayangan di rimba beton kota Tokyo yang keras, dan menenggelamkan diri dalam kesibukan pekerjaannya sebagai mata-mata "pencuri ide". Namun, rasa bersalah atas kematian istrinya, Mal (Marion Cotillard) terus menghantui setiap langkahnya.
Sebelum kematian istrinya, cobb membangun dunia mimpi yang indah bersama istrinya, sehingga istrinya susah membedakan mana yang dunia mimpi dan dunia nyata. Untuk membedakan dunia tersebut, istrinya cobb membuat suatu benda yang di sebut TOTEM, jika totem tersebut tersebut tidak berhenti-henti berarti sedang berada didunia mimpi, sedangkan jika totem tersebut berhenti berarti berada didunia nyata.
Beban yang harus dipikulnya menjadi semakin berat karena ia sekaligus dituduh sebagai pembunuh sang istri, dan untuk itu ia tidak bisa pulang. Cobb melakukan aksinya mencuri ide orang lain dengan cara merekayasa mimpi, dan memasuki alam bawah sadar orang yang menjadi targentnya tersebut. Di Tokyo, ia sedang melancarkan aksi yang disebut "extraction" tersebut kepada seorang pengusaha energi, Saito (Ken Watanabe).
Baginya, itu akan menjadi misi terakhirnya sebagai seorang "extractor" terbaik di dunia karena ia sudah sangat rindu ingin pulang ke rumah, dan bertemu dengan dua anaknya yang masih kecil-kecil. Namun, misi itu ternyata gagal.
Saito yang tahu problem yang tengah dihadapi Cobb justru merekrutnya untuk melakukan misi baru yang berkebalikan; bukannya mencuri ide, melainkan menanamkan ide, alias "inception". Targetnya adalah raksasa energi saingan Saito, yakni Robert Fischer, Jr (Cillian Murphy) yang tengah dipersiapkan untuk mewarisi kerajaan bisnis ayahnya.
Tugas Cobb: menanamkan ide kepada Robert agar dia menolak menjadi pewaris tahta sang ayah yang kini sedang sakit itu. Jika berhasil, Saito menjanjikan akan membantu memuluskan rencana Cobb untuk pulang.
Cobb menerima tantangan itu, dan dimulailah sebuah petualangan. Bersama anggota tim setianya Arthur (Joseph Gordon-Levitt), Cobb keliling dunia untuk merekrut tim tambahan mengingat misinya kali ini berbeda dengan biasanya.
Ia berhasil mengumpulkan orang-orang terbaik yang dibutuhkan, dari arsitek muda dan cantik Ariadne (Ellen Page), peneliti target Eames (Tom Hardy) dan ahli kimia Yusuf (Dileep Rao). Aksi ini membingkai alur cerita "Inception" yang "sesungguhnya", yakni kehidupan masa lalu yang telah membentuk Cobb sekarang ini, yang berpijak pada hubungannya dengan sang istri Mal.
Sampai beberapa detik setelah film berakhir, kita mungkin tak akan beranjak karena tiba-tiba menjadi tidak yakin dengan diri kita sendiri: apa yang selama ini kita pikirkan dalam hidup, dan tentang hidup? Apakah dunia ini nyata? Apakah kita sedang (tidak) bermimpi? Sedang berada dalam mimpi siapakah kita sekarang?
Aksi "inception" terhadap Robert Fisher yang menegangkan berjalan beriringan dengan kilas-balik yang mengisahkan penyebab kematian Mal yang membuat kita terperangah.
Kita diajak bertamasya menyusuri labirin mimpi yang rumit. Robert yang ternyata memiliki kontrol bawah sadar yang kuat, membuat rencana Cobb dan tim tangguhnya berkali-kali gagal, sehingga mereka harus menciptakan mimpi yang lain dan merencanakan 4 tingkatan mimpi, samapi akhirnya cobb bermimpi hingga 5 tingkatan, untuk memasuki ketaksadaran targetnya melalui "pintu" yang lain. Kita berada dalam mimpi-dalam-mimpi yang berujung pada paradoks: ketaksadaran siapa yang kita masuki; siapa berada dalam mimpi siapa? Dan, kita pun tersesat: mana yang mimpi dan mana yang nyata?
Pendapat aku :
1. Film ini keren banget, dari awal film kita sudah diharuskan berfikir, kenapa awal film seperti itu.
2. Alur yang digunakan dalam film ini tidak hanya maju, bahkan alur dibuat maju mundur maju.
3. Lagi-lagi film luar negeri itu benar-benar menggunakan high technologhy dan sound system yang keren banget
4. Pasti akan bingung membedakan mana dunia nyata dan dunia mimpi, tapi yang perlu diingat ketika menonton film ini adalah ‘Jika totemnya bergerak terus berarti filmnya ada didunia mimpi, tapi jika totemnya bisa berhenti berarti ada didunia nyata’. Totem adalah benda kecil semacam paku yang bisa diputar seperti uang logam.
5. Pesan terakhir dari saya yang didapat dari film ini, bermimpi itu boleh-boleh saja, tapi jangan terus bermimpi, karena semua orang menginginkan mimpi mereka semuanya indah. Tapi dalam dunia nyata, tidak bisa seindah mimpi.
6. Percaya tidak percaya, film ini berakhir dalam keadaan yang harus mikir banget, soalnya berakhir didunia mimpi atau dunia nyata, ayo yang mana? :D
Sumber :
1. http://en.wikipedia.org/wiki/Inception_%28film%29
2. http://movie.detikhot.com/read/2010/07/16/110905/1400558/917/inception-tamasya-ke-labirin-mimpi
No comments:
Post a Comment